Saturday, May 14, 2011

Sikapi Perubahan Iklim, Pejabat Kota Bogor Diminta Lebih Peduli

Selasa (10/5), saya memberikan presentasi tentang Pemanasan Global dan Perubahan iklim, presentasi yang saya sampaikan adalah slide The Climate Project yang diberikan oleh Al Gore kepada kami. Saya salah satu the Climate Project Fellow di dunia dari 5000 presenter yang dilatih Al Gore.

Sungguh baik presentasi itu, sehingga menarik banyak minat termasuk para Decision Maker ini.

Link berita lain bisa dilihat disini:


---
Selasa, 10 Mei 2011
ImageMenyikapi semakin besarnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, Pemerintah Kota Bogor diajak untuk lebih merapatkan barisan membuat perubahan. Program dan kebijakan yang lebih ramah lingkungan, diharapkan dapat menjadi terobosan yang signifikan demi bumi yang lebih ramah dan hijau.
Ajakan tersebut diungkapkan oleh Publications Coordinator & Conservation Religion Initiative Fachruddin Mangunjaya, PhD dari Conservation International Indonesia, Selasa (10/5/2011). Fachruddin memaparkan dalam Briefing Staff dengan para Pejabat Pemerintah Kota Bogor di Ruang Rapat III Balaikota Bogor, Jalan Juanda 10, Bogor.

Data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa selama 1990-2005 telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi antara 0,15-0,3 derajat Celcius. Jika peningkatan suhu berlanjut diperkirakan pada 2040 lapisan es di kutub akan habis meleleh dan jika bumi masih terus memanas maka pada 2050 akan terjadi kekurangan air tawar sehingga kelaparan akan meluas di seluruh dunia.

Fachruddin mengatakan bahwa akibat pemanasan global berdampak pada mencairnya es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. “Bahkan jumlah badai yang terjadi pada abad ini hampir 2x lipat dan masuk dalam kategori 4 atau 5, badai yang membunuh. Seperti badai katrina di USA tahun 2005,” papar Fachruddin.

Ke depan, negara yang terletak di pesisir pantai, kepulauan, akan tenggelam. “Bila hal ini terus berlanjut, maka Pulau Madura akan tenggelam pada tahun 2050,” jelas Fachruddin.

Fachruddin menjelaskan bahwa secara manusia di bumi harus melakukan perubahan mendasar dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan kesadaran itu, maka manusia di bumi akan bergerak bersama-sama. Gerakan lingkungan, kini menjadi gerakan global yang tidak beraliansi pada kepentingan manapun kecuali masa depan dan peradaban manusia.

Image

“Mudah-mudahan paparan ini menginspirasi bagaimana melakukan perubahan dalam hidup. Kita harus optimistis. Walau kita tidak merasakan sekarang (dampaknya). Tetapi anak dan cucu kita akan berterima kasih kepada kita,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Climate Leadership Programme CCROM Southest Asia and Pacific Siti Amanah, diperlukan komitmen yang tegas dari Pemerintah Kota Bogor bersama dengan DPRD untuk memberikan komitmen politik serta kebijakan yang bisa merespon tantangan dari perubahan iklim.

Sementara itu, Hermawan Wijayanto, Development & Partnership Director Conservation International Indonesia menambahkan, bahwa banyak cara yang bisa dilakukan dari hal-hal yang kecil. Seperti mengurangi penggunaan kendaraan berbahan karbon, seperti mobil maupun motor. “Walikota Bogor bisa memberikan contoh menggunakan kendaraan alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda atau motor listrik. Atau lebih baik lagi bila berjalan kaki,” usul Iwan.

Iwan bahkan mengusulkan agar Kota Bogor mengadopsi kebijakan yang dilakukan pemerintah Kota Muenchen, Jerman. Pemerintah setempat melarang para pengguna kendaraan bermotor agar menggunakan kendaraan di pusat kota.

Selama bertahun-tahun, tidak terhitung banyaknya karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfir. Manusia kerap menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan.

Langkah pengurangan emisi gas rumah kaca yang sistematis dan radikal dapat mencegah perubahan iklim yang dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah kepada ekosistem dunia dan penduduk yang tinggal didalamnya. (dian/gus)

Berita ini diambil dari situs Pemerintah Kota Bogor (10/5/2011)

No comments: