Monday, November 03, 2008

Bertatap Muka Dengan Pangeran Charles

Pangeran Charles ternyata begitu serius dengan misinya untuk melibatkan agama-agama dalam menanggulangi perubahan iklim. Beliau sangat antusias dengan pertemuan para pemuka agama dalam membahas tentang climate change yang diadakan di Hotel Niko, Jakarta hari ini Senin (3/11). Hari ini adalah pembukaan Konferensi Agama-Agama untuk Perubahan Iklim yang diakan oleh Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKL) NU dan Kedutaan Besar Inggris.

Sebagai orang yang turut merintis kearah ini, saya bisa bergembira dengan sambutan yang luar biasa pemimpin agama untuk terlibat dalam melestarikan lingkungan. Sejak lama saya berharap gerakan ini memberikan kontribusi signifikan dalam menyelamatkan lingkungan. Sebagai Muslim, saya bisa memberikan kontribusi yang lebih pada dunia Muslim karena sadar betul bahwa Islam mempunyai keunikan ajaran yang baik dalam memberikan solusi terhadap gaya hidup yang lebih spartan dan ramah lingkungan.


Pangeran Charles, gembira ketiaka saya ceritakan bahwa kemarin saya adalah salah satu peserta Dictley Conference, begitu beliau menyebutnya. Saya adalah satu satunya dari Indonesia yang diundang dalam symposium yang cukup penting tersebut, dan saya lihat, NU telah menterjemahkan hasil pertamuan Dictley untuk disosialisasikan pada peserta forum Konferensi Agama-agama dan perubahan iklim.

Tidak aneh bagi saya, Pangeran Charles karena beliau mempunyai perhatian yang lebih terhadap perkembangan Islam dan mampu memahami kearifan Islam lewat akarnya agama Ibrahim. Saya menemukan pandangan yang sama dengan Professor Northcott, yang menjadi host saya di Edinburgh oktober ini: “Saya yakin, kita mempunyai Tuhan yang sama,” katanya.

Prince of Wales atau Pangeran Charles seperti ayahnya Duke of Edinburgh atau Pangeran Philips akan menjadi pewaris tahta Kerajaan Inggris dan menjadi pemimpin tertinggi Gereja Anglikan. Sejarah panjang pertarungan agama-agama dalam politik memang tidak perlu lagi diperdebatkan, karena semuanya ternyata mempunya akar yang satu.

Sadar betul tentang sejarah, bahwa peradaban dibangun secara sambung menyambung. Universitas tua di Inggris seperti Oxford dengan Komplek Gereja Kristusnya merupakan kelanjutan peradaban yang banyak terinspirasi oleh Islam Spanyol dan desain kota-kota muslim yang juga kompleks di Baghdad dan Andalusia (Spanyol). Wallahu ‘alam.

Saya mengisi waktu dengan acara penting hari ini, selain menjadi moderator untuk Menteri Lingkungan Hidup, karena didaulat Sdr Imam Pituduh, dari NU, juga bertatap muka dengan Pangeran Charles.

2 comments:

Anonymous said...

Ini baru luaarrrr...biasa. Jarang sekali mempunyai kesempatan bertemu dengan orang selevel Pangeran. Selamat Fach, you have got what your dream.

Trims,
Jek

fachruddin mangunjaya said...

emang jek, tapi biar Pangeran, dia juga manusia biasa kok.

salam,

fm