Thursday, July 16, 2009

Dua Peradaban yang Berlanjut

Dua tempat wisata yang jaraknya dapat ditempuh berjalan kaki—karena berdekatan—dan sangat bersejarah selain Masjid Biru di Istanbul, yaitu: Museum Ayasofia dan Istana Topkapi (Topkapi Sarayi). Saya memasuki Ayasofia pada hari kedua, menggunakan kesempatan karena pertemuan konferensi diadakan hanya sampai jam 4 sore. Karena musim panas, jadi matahari terbenam –maghrib—jam 8.30. Jadi empat jam saya gunakan waktu sebaiknya untuk menjiarahi tempat-tempat bersejarah.

Ayasofia. Musium berwarna krem dan megah ini, menjadi tujuan yang menarik karena didalamnya kini adalah museum. Dengan masuk membayar 20 lira (sekitar 150 ribu) kita bisa bebas melihat sepuasnya melihat bangunan yang tadinya adalah merupakan gereja tetapi mirip masjid ini.

CERITA TENTANG SEJARAH HAGIA SOPHIA ada di sini

Hagia Sophia (Ayasofia), yang tadinya merupakan gereja basilica yang dibangun oleh Imperium Bizantium, Romawi Timur merupakan bangunan yang menakjubkan dengan materi-materi kuno berusia 1500 tahun berdiri sangat mengah. Konon, bangunan ini didirikan selama lima tahun melibatkan 1000 ahli dan 10.000 pekerja. Dalam sejarah, Justinian, raja yang mendirikan katedral ini, meresmikan gereja yang megah dan luar biasa ini dan memasukinya sambil bergandengan tangan dengan umatnya. Saking senangnya, Justianus, berujar:”Sulaiman, aku telah mengunggulimu.”Setelah masuk ke ruang, saya bersujud syukur, bisa mengunjugi tempat ini. Betapa tidak saya mempelajari sejarah Islam sejak di sekolah dasar dan membaca perjuangan heroik penaklukan gereja ini dengan semangat jihad yang luar biasa. Padahal penaklukan dilakukan 800 tahun setelah Rasulullah saw wafat.

Karena bangunan ini menjadi museum, jadi beberapa objek memang dilestarikan. Anda bisa melihat mosaic lukisan gereja seperti: gambar Yesus, Bunda Maria dan Raja Konstantin, yang tadinya diplaster setelah gereja ini dijadikan masjid, kini dimunculkan kembali. Bangunan ini masih berdiri sangat kokoh dengan lengkung (arcade) dengan pilar penyangga yang terbuat dari campuran proconessos putih, tesselian hijau, batu emas Libia, pigian berwana pink dan marmer gading cappadosian.Saya mencoba memeluk salah satu pilar ini. Sejuk terasa di kulit, tangan saya hanya bisa menggapai setengah lingkaran tiang itu. Di dalam masjid ini juga dijumpai dua kendi raksasa tinggi sekitar 2 meter dan diameter 1.5 meter yang diboyong dari Pergamon semasa pemerintahan Sultan Murad III (1574-1595). Bangunan ini dirawat dengan sebaik-baiknya secara turun temurun di zaman Dinasti Usmani, menambahkannya dengan berbagai ornamen Islam, seperti tulisan Allah, Muhammad dan empat khalifah (Abubakar, Umar, Utsman dan Ali).

Mihrab merupakan tambahan dengan mengganti altar yang menghadap ke Timur. Mihrab dan Mimbar (tempat khutbah) dibangun belakangan terbuat dari marmer. Di bagian lain terdapat perpustakaan masjid yang dibangun pada jaman Mahmut I. Ruang perpustakaan ini unik berdekorasi dengan lantai Iznik mampu menampun 30.000 judul buku.

Di bagian belakang masjid terdapat lorong dan masih ditemui sebuah cawan besar tempat pembabtisan. Kini tempat ini dijadikan tempat galleri untuk memajang foto-foto bersajarah tentang Ayasofia termasuk kunjungan para petinggi negara yang pernah datang ke tempat ini.



Bagi saya yang mengesankan ketika keluar pintu sebelah utara. Saya memperhatikan daun pintunya raksasa yang sangat kuat dan terbuat seluruhnya dari perunggu. Menarik lagi disebelah pinti itu, ternyata ada sebuah tulisan beraksara arab dan tidak diterjemahkan. Hanya sebagian orang yang berkunjung kesitu, mungkin mengerti maknanya. Saya jadi ingat pelajaran sejarah Islam dan sebuah hadist yang pernah diajarkan oleh Ayah saya dulu. Hadist ini ternyata tertera di Ayasofia. Terjemahnya kira kira demikian: “Konstantinopel akan takluk (difutuhkan). Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”

Sungguh mengesankan. Konstantinopel takluk oleh Sultan Muhammad II Al Fatih, dan sejarah ini tercatat setelah hampir 800 tahun setelah Nabi pernah bersabda di tengah para sahabatnya itu. Subhanallah!

Istana Topkapi
Masuk Istana Topkapi jika musim libur Juni ini, anda harus sanggup mengantri dan berjejal-jejal. Membayar 20 Tl. Setiap hari ada puluhan ribu pengunjung melihat tempat ini. Yang menarik di Topkapi adalah istana dengan peninggalan sejarah kejayaan Islam mengagumkan.

Istana ini dibuka untuk umum dan ruang-ruangnya dipamerkan-- di masing-masing kamar istana,--peninggalan-peninggalan bersejarah dari mulai pakaian prajurit hingga baju kebesaran para Sultan Dinasti Usmani. Karena Dinasti Usmani adalah penguasai kekhalifahan Islam terakhir, maka banyak warisan koleksi suci umat Islam, berada disini misalnya: kunci ka’bah, kasing batu hajar aswad, dan pancuran (talang air) ka’bah yang terbuat dari emas hingga tongkat nabi musa.
Disudut lain juga ada koleksi perhiasan para sultan, pedang yang pernah dipakai para khalifah dan pedang Nabi Muhammad saw.

Istana ini sangat luas sehingga untuk berkeliling dan melihat secara lengkap diperlukan waktu setengah hari atau tiga hingga empat jam. Pengunjung yang ingin mendapatkan penjelasan secara elektronik bisa menyewa alat penjelasan di bagian pelayanan pengunjung dan bisa memutar frekwensi alat sesuai dengan nomor objek yang dikunjungi.



Tempat menarik juga adalah ruang rapat para menteri dan penasehat raja. Ruang ini sangat asri dengan ukiran dan ornament klasik bertatah warna warna keemasan. Tempat favorit lain di kompleks istana yang banyak diminati adalah mengunjungi kamar harem. Kompleks ini terdiri dari 250 kamar, tempat pemandian dan lain lain. Karena tempat yang banyak diminati, anda harus merogoh kocek lagi untuk membayar 15Tl (Rp100 ribu) untuk melihat tempat ini. ***

No comments: