Wednesday, September 02, 2009

Green Lifestyle Kelestarian Lingkungan Bagian dari Iman

Ditengah Pulau Sipora nan jauh, di tengah mulai Bulan Puasa, saya mendapat SMS untuk menjadi narasumber di Metro TV dalam acara Green Lifestyle yang difasilitasi KLH, bertema "Kelestarian Lingkungan Bagian dari Iman" bersama Dr Henry Bastaman, Deputy Menteri Lingkungan Hidup.

Ini adalah talkshow pertama kali di sebuah TV swasta yang saya anggap merupakan kehormatan yang diberikan karena konsentrasi aktifitas saya pada Islam dan Lingkungan yang saya tekuni akhir akhir ini. Sejak awal saya berkeyakinan, topik agama dan lingkungan akan menjadi avant garde dalam pembicaraan solusi lingkungan hidup kedepan. Persoalan lingkungan kita adalah persoalan bagaimana bisa mengubah perilaku yang business as usual menjagi yang lebih ektrim dan pro lingkungan. Agama adalah faktor yang bisa mendorong ke arah itu tanpa banyak menghabiskan energi karena ruh internal yang dimilikinya.



88% persen penduduk dunia ini percaya akan agama. Artinya lebih dari tiga perempat penduduk bumi ini bisa diyakinkan atas ajakan kebaikan memelihara bumi, dampaknya luar biasa. Muslim di bumi jumlahnya 1.6 milyar, mengajak umat Islam untuk sadar lingkungan dengan menggali kembali khazanah kearifan yang kita miliki, ini menjadi satu satunya mobilisasi luar biasa dalam menyikapi persoalan lingkungan.

Sebab itulah keyakinan agama menjadi penting. Pembukaan dialog saya buka dengan: "Siapa kampainer pertama dalam bertanggungjawab melestarikan kehidupan di bumi," jawabnya 'Agama agama dunia' tidak terkecuali agama manapun.

Agama mempunyai modal 5 R, a. Re reference, yaitu modal berupa rujukan akan keyakinan yang diperoleh dari kitab-kitab suci—text-- yang dimiliki oleh pemeluk agama-agama; kedua,
b. respect, atau saling menghormati yang menjadi dasar untuk menghargai semua makhluk hidup; ketiga,
c. restrain, yaitu kemampuan untuk mengontrol sesuatu supaya penggunaan sesuatu agar tidak mubazir; dan keempat,
d. redistribution, kemampuan untuk membagikan kebahagiaan atau harta dalam bentuk amal, misalnya di dalam Islam dikenal dengan infak dan shadaqah; dan
e. kelima responsibility, sikap bertanggungjawab dalam merawat kondisi lingkungan dan alam.


Muslim mempunyai pegangan sakral dengan teks Al Qur'an yang rahmatan lil alamin, juga muslim mempunyai alat yang sangat banyak dalam mengajarkan manusia untuk bertindak rakus dan terlalu digdaya di bumi.

Jauh sebelum al Gore mengkampanyekan perubahan iklim dan perubahan gaya hidup 14 abad silam Rasullullah saw menyuruh kita supaya mensyukuri karunia Allah, tidak membuang sumberdaya dengan sia sia (mubazir), bahkan ketika berwudhu pun kita disuruh berhemat air. Dalam sebuah hadis diriwayatkan sahabat Nabi Saad, telah ditegur karena wudhunya telalu banyak menghabiskan air.
”Ya inikan untuk wudhu,” ya Rasullullah”
”Tidak boleh memboroskan air. Bahkan jika kamu berada di air mengalir sekalipun.”
Jadi kita disuruh untuk berhemat.

Persoalan manusia modern sekarang adalah tidak berhemat! Boros sumberdaya. Tidak bisa merubah perilaku yang kemudian berdampak pada ketidak seimbangan di bumi padahal Allah mengatakan innallaha la yuhibbul musrifinnn...allah tidak suka orang yang boros dan membuang-buang sumber daya.

wallahu a'lam

1 comment:

Mentari said...

Wahh berasa Al Gore ya Pak Rudi. Kaitan ilmu yang luar biasa karena belum banyak dikenal dikalangan masyarakat Indonesia.

Rgds,
Mentari