Simposium di Lybrari Ditchley Park
Bismillahirahmanirrahiem,
Tiga puluh lima ilmuwan dan pengambil kebijakan dan aktifis dari mulai jurist Bangladesh Mustafa Kamal hingga Dr K S Jomo Assistant Secretary-General for Economic Development, UN, berkumpul bersama di Ditchley Park, UK sebuah mansion house bergaya klasik Eropa yang sangat asri dan merupakan salah satu rumah kebanggaan 'great house of england'.
Sedangkan orang penting lainnya yaitu antara lain: Dr Khalid M Al-Mathkoor Chairman, The Higher Committee for Shariah, Kuwait (penasihat sultan), Shaikh Khalid A Alireza Executive Director, Xenel Industries, Kingdom of Saudi Arabia,HE Dr Abdulaziz Dr Mahmoud Akef, Earth Mates, Professor Rais Akhtar Jawaharlal Nehru University, India Professor Rafid Al Khaddar Faculty of Technology and Environment, Liverpool John Moores University, HE Dr Abdul Rahman Al-Awadi Executive Secretary, ROPME, Professor Osman bin Bakar Centre for Civilization Dialogue, University of Malaya Mr Richard Beeston The Times HE Mohammed Ahmed Al Bowardi Managing Director, Abu Dhabi Environment Agency, HE Sayyid Hamoud bin Faisal Al Busaidi Minister of Environment and Climate Affairs, Oman, Mr Bruce Clark, The Economist, Professor Mike Edmunds School of Geography, Oxford, Dr Abdul Karim El-Eryani, Political Advisor of the President, Yemen Arab Republic, Dr Shahridan Faiez The World Bank, Dr Manar Fayyad Director, Water and Environment Research and Study Center, University of Jordan, HE Shaikh Dr Ali Gomaa Mufti of Egypt, Dr Safei-Eldin Hamed Texas Tech University, USA, HE Sayed Ali Al-Hashimi Advisor to the President of the UAE, Professor Salim Al-Hassani,Foundation for Science Technology and Civilisation, UK, Professor Mohamed Hyder Emeritus Professor, University of Nairobi, Mr Othman Abd-ar Rahman Llewellyn-National Commission for Wildlife Conservation and Development, Kingdom of Saudi Arabia, Mr Fachruddin Mangunjaya Environmentalist, Jakarta, Indonesia, HE Mr Majed Al Mansouri, Secretary-General, Environment Agency of Abu Dhabi Mr Michael McCarthy The Independent, Dr Basil Mustafa, Nelson Mandela Fellow, Oxford Centre for Islamic Studies Dr Mohammad Akram Nadwi, Research Fellow, Oxford Centre for Islamic Studies, Professor Ibrahim Saleh Al-Naimi Chairman, Doha International Center for Interfaith Dialogue, Mr Martin Palmer Secretary-General, Alliance of Religions and Conservation, UK, Dr Ali Al Qaradaghi University of Qatar, Sir Crispin Tickell, Director, Policy Foresight Programme, James Martin Institute for Science and Civilization, Oxford University, Dr Mahmood Yousif Director of Research, Kuwait Foundation for the Advancement of Science Dr M Anas Zarka The International Investor, Kuwait, dan ada beberapa lagi yang enggak tercatat.
Dari kiri Dr. Mahmood Yoseef Ali dan Dubes Yaman untuk Inggris, HE Mr. Mehmet Yigit Alpogan
Selama dua hari simposium untuk mendapatkan masukan tentang issue lingkungan dan dunia Islam dalam soal lingkungan. Kelompok dibagi tiga: Islamic Ethic and Environment, Social, Culture and Environment dan Technology, Economy and Environment.
Banyak isue mendasar di dunia muslim yang menjadi pembicaraan, diantarnya kesenjangan gap antara negara kaya dan miskin, seperti Bangladesh yang sangat menderita karena alamnya yang rentan dengan perubahan, banjir lumpur, dan badai. Hal mendasar seperti ini memerlukan tanggapan yang seharusnya sangat cepat dengan birokrasi yang tidak bertele-tele, orang harus makan setiap harinya dan disuplai ketika terjadi bencana. Fenomena itu dikemukakan oleh Jurist Bangladesh Mustafa Kamal.
Banyak isue mendasar di dunia muslim yang menjadi pembicaraan, diantarnya kesenjangan gap antara negara kaya dan miskin, seperti Bangladesh yang sangat menderita karena alamnya yang rentan dengan perubahan, banjir lumpur, dan badai. Hal mendasar seperti ini memerlukan tanggapan yang seharusnya sangat cepat dengan birokrasi yang tidak bertele-tele, orang harus makan setiap harinya dan disuplai ketika terjadi bencana. Fenomena itu dikemukakan oleh Jurist Bangladesh Mustafa Kamal.
Isu lingkungan di dunia muslim bukan saja soal lingkungan saja, yang sangat memalukan adalah soal bantuan-bantuan yang dikorupsi oleh pemerintah di negara-negara tersebut, jadi banyak bantuan yang tidak sampai kebawah karena bantuan itu adalah G to G. Maka, sekarang para pemberi bantuan sudah mengetahui untuk segera membantu kepada yang memerlukan melaui NGO yang langsung bekerja di lapangan.
Kiranya sudah jelas, ajaran Islam tentang lingkungan dan tidak perlu diperdebatkan hanya perlu pendalaman dan memberikan perbaikan atas pikiran mendasar yang bisa diterima dalam tingkat praktis. Di bagian etika Islam menganjurkan untuk memperbanyak sosialisasi berupa publikasi tentang Islam dan lingkungan serta pada tingkat praktis dalam soal perawatan lingkungan. "Islam adalah agama environmentalist," kata Iman Ahwal praktisi lingkungan UK dan produser film yang melanglang buana dari tinggal di Maroko, Malaysia dan sekarang di Aceh beliau menurut saya adalah seorang Muslim yang taat. Bukankah Muslim sebagai khalifah disuruh untuk berbuat kebaikan dan ishlah dimuka bumi agar dapat mengabdi kepada Allah swt secara sempurna?
Alhamdulillahirabbil 'alamin
No comments:
Post a Comment