Akhirnya jadi juga dan, akhirnya selesai juga. Selama dua hari, Alhamdulillah sejak tanggal 9-10 April penyelenggaraan First Muslim Conference on Climate Change Action di Bogor, berjalan dengan baik. tercatat enam belas Negara yang mendaftar dalam konferensi muslim ini, seperti Malaysia, Indonesia (tuan rumah), Jordania, Mesir, Inggris, Jepang, Amerika, Madagaskar, Filipina, Australia, Maroko, Uzbekistan, Bangladesh, Zimbabwe dan Spanyol. Namun sampai detik terakhir hanya 13 yang hadir, tiga Negara terakhir tidak datang, Bagladesh, sudah membeli tiket dan mendapatkan dari visa dari KBRI Dacca, tetapi tertahan di Imigrasi yang urusannya sangat tidak professional dan berbelit-belit. Sorry brother kami tidak bisa menghadirkan ANDA!
Walaupun dengan penyelenggaraan yang tertunda tunda karena masalah teknis, kami berupaya konferensi ini tetap jalan. Sebab ini adalah pertama kali dilakukan khususnya (mungkin) untuk dunia Muslim. Terlihat antusiasme yang luar biasa para participant yang terlibat. Hingga hari kedua, peminat masih memenuhi seluruh ruangan. Sesi parallel pun demikian. Di bagian B, tentang green city and low carbon development tidak kalah menarik perhatian. Hingga ada peserta berdiri karena tidak kebagian bangku.
Saya sebagai salah satu penyelenggara kegiatan ini sungguh bersyukur, walaupun tampak kekurangan disana sini, tentunya itu suatu yang biasa. Dan harus diketahui, bahwa konferensi ini benar-benar diselenggarakan dengan pendanaan patungan dan atas asas sukarela dari mereka yang tertarik melibatkan diri baik sebagai supporter maupun partners. Mereka adalah: British Council, Islamic University League, World Muslim Academy of Science, Bakriland, BNI,BPPT, CI, Kehati, The Climate Project Indonesia, Republika, Muhammadiyah, Pemerintah Kota Bogor, DNPI, KLH dan Departemen Kehutanan. Tentu saja, selain tidak dipungut bayaran, kelas participant pun bervariasi, dari professional lingkungan, pejabat, mahasiswa S3, activist, pimpinan pesantren, universitas hingga organisasi majlis ta’lim. Mereka adalah orang-orang yang bekerja dan mempunyai aksi di lapangan baik secara langsung maupun tidak. Panitia terutama tim perumus adalah mereka yang professional seperti Prof Amany Lubis dan Dr Mubariq Ahmad, hingga detik terakhir penuh mendedikasikan diri pada perhelatan ini. Jadi anda bisa membayangkan kualitas pertemuan ini mudah-mudahan sangat bermutu.
Green City of Bogor
Konferensi ini memang benar-benar gerakan civil society Muslim, dan tidak terikat pada Negara anggota OKI. Sebagai gerakan grass root rekomendasi rencananya akan disampaikan juga kepada Kantor Pusat OKI atau Organization of Islamic Conference (OIC). Bogor menjadi green city tapi ini tidak berhenti sekarang. Kami akan berupaya mewujudkan membantu program ini hingga lima tahun kedepan, karena ini deklarasi yang ditanda tangani adalah Recognitioan and Support for Bogor as Green City. Bogor sebenarnya sudah punya peraturan ke arah ini, namun perlu penyempurnaan dan dukungan dan isya Allah dukungan akan berdatangan untuk mewujudkan hal ini.
Tabik!
Related News :
No comments:
Post a Comment