Sunday, April 27, 2008

Gaya Hidup Ramah Lingkungan (baru ada 74)

  1. Jangan menggunakan listrik untuk penerangan atau peralatan kecuali jika anda benar-bnar sedang menggunakannya, jika tidakmenggunakannya matikanlah !
  2. Menggunakan lampu luorescent (neon) yang hemat energi.
  3. Pergunakan penerangan, pembangkit listrik, unit-unit pemanasbertenaga surya.4. Manfaatkan lebih banyak penerangan cahaya alam.
  4. Pergunakan ventilasi yang struktural untuk penyejuk ruangandaripada menggunakan Air Condition (AC)
  5. Pergunakan air dingin, bukan air panas.
  6. Pastikan peralatan bertenaga listrik tetap efisien dan terawatdengan baik
  7. Pengendalian penerangan, alat pendingin udara secara otomatis,misal dengan alat sensor cahaya.
  8. Pergunakan alat-alat pematul cahaya untuk menggantikan lampu penerangan.
  9. Pergunakan film pelapis kaca atau rayban untuk mengurangi panasmatahari.
  10. Tanamlah tanaman sebanyak mungin di kebun anda untuk mengurangikarbondiosida.
  11. Jangan membakar apa saja, bahkan rokok.
  12. Lengkapi mobil atau motor anda dengan katalisator.
  13. Jika menggunakan kendaraan pompalah ban anda (isi angin) yang cukup, kekurangan angin di kendaraan menyebabkan pemakaian BBM lebih boros.
  14. Jika anda menghentikan kendaraan dalam waktu yang tidak lama,jangan matikan mesin kendaraan anda.
  15. Kurangi bawaan pada kendaraan anda untuk mengurangi beban,bahkan mengeluarkan sebatang pensil dari kendaraanpun akan membantu.
  16. Jangan membuang sesuatu yang dapat di daur ulang, seperti kalengaluminium dan kertas. Simpan dan berikan pemulung untuk dijual kembali.
  17. Meminimalisir penggunaan styrofoam (gabus sintetik) untukbungkus makanan.18. Lihat dan periksa kembali jika anda menggunakan aerosol, cat,AC, apakah mengandung khlorofluorokarbon (CFC).
  18. Jangan beli barang apapun yang langsung dibuang sesudah dipakaisekali, jika ada barang sejenis yang dapat dibeli sebagai investasijangka panjang.
  19. Belilah produk yang anda sukai sehingga produk tersebut tidakperlu diganti sampai benar-benar rusak dan tidak dapat dipakai kembali.
  20. Cobalah untuk tidak memiliki barang yang hanya memiliki nilai estetika saja
  21. Berhati-hati dengan barang plastik yang anda beli karena adabeberapa jenis plastik tidak dapat di daur ulang.
  22. Bawalah tas anda sendiri jika hendak berbelanja yang terbuatdari kain atau kanvas untuk mengurangi produk plastik.
  23. Cegahlah seseorang jika anda melihatnya membuang sampah secara sembarangan.
  24. Jangan sekali-sekali memotong tanaman atau menebang pohon karenatetumbuhan membantu menyelamatkan bumi.
  25. Sirami taman anda dengan air hujan, buat sistem tadah hujan.
  26. Pergunakan air sehemat mungkin untuk mencuci kendaraan danmenyiram kebun anda.
  27. Pisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan tidak.
  28. Jangan membuang sampah kedalam saluran air, terusan air, sungaidan laut.
  29. Jangan gunakan bahan kimia terutama bahan detergen dan bahanpembersih yang mengandung phospat.
  30. Pakailah bahan pengganti zat kimia dalam rumah misal jus lemondicampur dengan garam,cuka dan amoniak.
  31. Jangan menggunakan air lebih dari yang anda perlukan.
  32. Apabila mungkin, air di daur ulang.
  33. Jangan menggunakan air untuk membersihkan halaman jika dapatdibersihkan dengan sapu.
  34. Pastikanlah agar keran bekerja dengan baik dan pergunakanpancuran yang mengalir pelan.
  35. Periksa pembilas toilet berada dalam keadaan baik untukmenghindarkan pembilasan yang tidak perlu.
  36. Simpan air bekas dan mesin cuci pakaian untuk mencuci kendaraananda.
  37. Biasakan meminum air dengan tidak menyisakan air dalam gelas.
  38. Jangan melakukan perjalanan, kecuali anda terpaksa melakukannya.
  39. Jangan melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, kecualijika anda memang terpaksa.
  40. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, karbonmonoksida dan ongkos parkir.
  41. Pergunakan sepeda, jika jarak yang ditempuh relatif dekat.
  42. Pergunakan bahan bakar yang bebas timah (unleaded fuel).
  43. Pergunakan bahan bakar beroktan rendah.
  44. Mengkonversi mesin kendaraan anda untuk memakai gas alam yang dipadatkan.
  45. Merawat mesin dengan teratur.
  46. Pilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar paling efisien.
  47. Jika hendak mencetak (nge-print) periksa setting print terlebihdahulu, pergunakan cetak draft untuk menghemat tinta.
  48. Pergunakan dibalik kertas yang telah terpakai untuk kebutuhanintern.
  49. Jangan pergunakan gambar-gambar yang yang tidak dibutuhkan dalamsebuah tulisan, karena gambar membutuhkan tinta yang lebih.
  50. Pilih jenis dan ukuran huruf yang standart.
  51. Jangan mempergunakan pupuk yang mengandung zat kimia ataupenyalahgunaan pestisida.
  52. Pergunakan bahan kimia untuk tanaman herbisida dan fungisidaseefisien mungkin.
  53. Mulailah menanam tanaman dengan teknik hidroponik (ditanam tanpamenggunakan tanah dan hanya memberi gizi secukupnya di dalam air.
  54. Untuk pedagang keliling, jangan menghidupkan alat-alat yangmenimbulkan suara bising, kecuali untuk memberikan demonstrasi kepadakonsumen.
  55. Menghindarkan musik pengiring ditempat-tempat publik.
  56. Jangan mengoperasikan peralatan pada jam-jam puncak istirahat.
  57. Hindari memperdengarkan musik bersuara keras, sehingga mengaburkan bunyi pengumuman yang penting.
  58. Pastikan bahwa peralatan benar-benar kedap suara dan diservisuntuk memperkecil suara bising.
  59. Pakailah alat penutup telinga jika bekerja pada mesin yangbersuara bising.
  60. Pastkan agar produk yag menimbulkan suara mengeluarkan suarasekecil mungkin atau diisolasi.
  61. Gunakanlah alat-alat musik pada tingkat suara yang wajar dantidak memekakkan telinga.
  62. Jangan menempel poster,atribut organisasi atau hal-hal yangberbau promosi di dinding atau tembok di area publik.
  63. Hindari pemasangan tanda penunjuk atau rambu lebih dari satu sehingga orang tidak dibingungan dengan rambu itu.
  64. Pasanglah reklame atau baliho pada tingkat kewajaran.
  65. Jangan bangun pabrik yang menimbulkan pencemaran di daerahpemukiman.
  66. Pastikan adanya prasarana yang memadai untuk pembuangan seluruh limbah.
  67. Meminimalisir tingkat asap beracun dan limbah cair yang rendah.
  68. Cari informasi dari pemerintah mengenai standar pencemaran udara dan air yang dapat diterima.
  69. Pergunakan bahan bakar yang paling sedikit menimbulkan pencemaran.
  70. Pergunakan teknologi pembersih atau anti pencemaran yang adauntuk menjaga agar prosesing pabrik anda menjadi bersih.
  71. Hindarkan pemakaian bahan-bahan beracun, kecuali jika haltersebut sangat diperlukan sekali.
  72. Jangan menanam limbah beracun tanpa nasehat ahli.
  73. Jangan membuang limbah beracun di luar pabrik anda.
  74. Jangan membakar limbah industri di tempat terbuka.
  75. Apapun yang anda lakukan dan apapun yang anda beli, pikirkan apakahanda merusak lingkungan kita? Pesan diatas diambil dari blog:http://learningrevolution.wordpress.com/2008/04/20/save-our-planet-75-cara-menyelamatkan-bumi/

Thursday, April 24, 2008

Omar Sossa Java Jazz

Rasanya masih penasaran kalau menjadi penggemar jazz tapi tidak memasang clip jazz ini di blog. Saya ragu-ragu untuk memuatnya takut digugat oleh Java Jazz, namun kerinduan terhadap Jazz bisa menghapus semuanya itu. Selamat menikmati!

Untuk mengenang sahabatku Monalisa Tasiam

Buku Biologi Konservasi dan Caravan di Safari Park



Caravan di Taman Safari dan Diskusi Buku Biologi Konservasi di UI (bawah)


Setelah serius menjadi moderator diskusi buku di UI, Depok (18/4) dalam peluncuran buku Biologi Konservasi, yang dihadiri oleh Emil Salim, Sony Keraf, Damayanti Buchori, Ninok Leksono dan Agus Purnomo. Acara yang dihadiri oleh 200an mahasiswa dan ungangan ini sangat menarik karena mencerahkan. Emil Salim selalu saja tentunya merasa tertang untuk mempertanyakan kepada ahli konservasi, kontribusi yang lebih besar berupa pemberdayaan genetika yang bisa menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi dari hanya sekedar kayu.

Sayangnya, cita-cita untuk memujudkan harga yang mahal--lebih dari sekadar menebang kayu ---misalnya melalui bioprospecting di Indonesia masih belum berjalan. Konservasionis berjalan ditempat berupaya melindungi mati-matian hutan alam, tapi belum mampu menyungguhkan alternative yang lebih berharga dengan mempertahankan hutan, tetapi hasil yang diperoleh’riel’ selain menebang kayu, rotan, resin, dan ekploitasi lainnya, belumlah terwujud. Nampaknya jalan masih panjang untuk memberikan keyakinan bahwa hutan tropis Indonesia mempunyai potensi.
Sejujurnya, yang telah banyak dilakukan memang hanya sebatas penelitian guna memberikan pemahaman pada ilmu-ilmu murni belum pada tahap aplikatif yang memberikan dampak ekonomi substantive bagi masyarakat sekitar. Memang, jika dihitung aka nada jasa ekosistem yang harganya tidak ternilai seperti air, udara, karbon sink dll, namun, studi-studi saja akan tidak memadai untuk memberikan keyakinan pada masyarakat tentang pentingnya memelihara keanekaragaman hayati secara utuh.

Week end kali ini memang harus lebih menyenangkan, Sabtu (19/4), kami mensyukuri nikmat Ilahi, pergi ke gunung, kami sekeluarga menguji coba ‘caravan’ alam yang disediakan oleh Taman Safari. Menikmati udara sejuk memang ternyata harus dibayar mahal, namun akan lebih bermakna lagi kalau ternyata udara yang segar adalah lebih ‘mahal’ dibandingkan udara yang tercemar seperti di Jakarta.

Kami mengambil paket satu malam, tidur di caravan dengan fasilitas yang komplit. Tidak terpikir sebelumnya tempat sekecil itu dibuat sangat efisien untuk keluarga (kami berlima). Sayangnya cuaca sore sangat mendung dan hujan sehingg kicauan burung tidak banyak terdengar. Begitu pula pagi setelah shalat subuh, saya membuka pintu dan menghirup udara segar, tapi kicauan burung di tempat ini sangat minim. Saya kira karena hutan cemara (pinus) tidak banyak menyediakan pakan bagi burung untuk survive, sehingga celoteh spesies ini nyaris tak terdengar. Barangkali perlu ditanam pohon-pohon pionir yang disukai burung misalnya pohon salam dan fikus yang buahnya selalu menjadi idaman setiap burung terbang.***

Tuesday, April 15, 2008

Globalisasi, Lingkungan dan Kemiskinan


Jogja memang selalu antusias dan haus dengan informasi dan perkembangan. Dinamika pendidikan di tanah Sri Sultan Mataram ini memang selalu menginginkan up date. Kesan itulah yang saja jumpai dalam rangkaian kunjungan ke Jogja, tanggal 11 hingga 13 Januari. Hari pertama (11/4), Jaringan Mahasiswa Muslim Kehutanan (JMKKI) mengundang untuk mengadakan diskusi dengan topik: kearifan lingkungan dalam persfektif agama, budaya dan ilmu. Pembicara lain adalah Ustadz H. Nasruddin Ansory CH, dari Pesan- Trend (memang begitu tulisannya...) Iman Giri (lihat disini>>>), Yogjakarta, sebuah yang menceritakan tentang perkampungan yang tadinya kering kerontang kemudian tergerak—setelah beliau mewakafkan diri—di kawasan tersebut dan mejadi teman banyak masyarakat untuk melestarikan desa dan menhijaukan 165 ha hutan santri, dan pemberdayaan pertanian. (Kesan tentang pekerjaan Ustadz Nasurddin)

Kegiatan lain yang dilakukan di Jogja adalah Diskusi Buku Menanam Sebelum Kiamat: yang tampaknya mulai mendapatkan sambutan dan pemahaman mendalam dari berbagai pihak yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kearifan lingkungan dalam Islam.
Diskusi bertempat di MP Book Point Jogjakarta, walaupun tidak banyak yang hadir, namun diskusi sangat menarik dilakukan dalam mensosialisasikan buku dan pengalaman.
Dialog menarik dilakukan dibawah Gunung Merapi (12-13/4), di sebuah wisma yang sejuk selama dua hari. Dialog ini mengambil tema: Globalisasi, Kemiskinan dan Lingkungan Hidup: Peluang agama-agama. Diskusi ini dihadiri oleh tokoh-tokoh agamawan dari berbagai kalangan, termasuk organisasi Islam ‘garis keras’ seperti Majlis Mujahidin, Hijbut Tahrir, Sabili, dll, juga ada dari Kalangan Pesantren, aktifis NGO, akademisi, tokoh agama Budha, Hindu, Katholik dan Protestan.

Lingkungan dan kemiskinan memang merupakan ‘common enemy’ yang tidak memilih keyakinan. Oleh karena itu dialog ini sangat bermanfaat dalam membicarakan musuh bersama tinimbang melihat perbedaan—yang sudah pasti berbeda. Sangat mengesankan, ketika kita duduk dan berdialog dengan rukun tanpa memandang lagi parbedaan, walaupun perdebatan masih mengemuka tetapi tetap dalam frame kepala yang dingin dan penuh citra saling menghargai. Tarima kasih pada ICRS dan CRCS UGM yang memfasilitasi acara ini. Tabik!

Wednesday, March 26, 2008

Flying Over at the Last Habitat of Sumatran Orangutan

It cost us two days to fly to Sumatra accompanying US Ambassador Cameron Hume, Jatna, Glenn Prickett, Arifin Panigoro, Tom and Ann Friedman and best friend—indeed—Mr Alfred Nakatsuma of USAID. We have seen the last habitat of the orangutans at Batang Toru Watershed Area, in the middle of the huge natural forest. One can clearly see from the airplane that the forest in Sumatra is disappearing rapidly, mainly in the lowland areas.We discuss about the oil palm threats as well as other economic activities in the area. As many other parts of Sumatra, there are not so many lowland forest habitat left, as I have seen the rest of forest left in some areas –included Batang Toru— it seen only the peak of high elevation, means not on the lowland forest.

We fly over a part of good forest, home to some 350-400 Sumatran orangutans. This area seems to be the last orangutan home in the southern part Tapanuli. Batang Toru holds at least six principal habitat types, including most of the forest (above 620m), hillside moist forest (dominant between 200m–600m), lowland, cliffs and talus slopes, secondary forest and riparian forest. The total existant habitat covers approximately 148,000 ha.We arrived at Aek Godang Air Port and continue our trip along the hard trails to get Aek Nabara Village and meet the community.

They are really happy and tell us about their dreams and thank the group for the visit to their area. Mr. Hasibuan, the head of the village, says they are surprised and thank CI for their understanding of the importance of the orangutans in their area. According to Conservation International, most of the forests in the West Batang Toru area are facing a severe thrat of deforestation, so that the orangutan population in this area has been under high pressure.On the other hand, this prediction can come true in the future, since the area is surrounded by provincial and regency level roads, new settlements that continue to extend upward, penetrating the forest.

The orangutan habitat is disturbed by humans through forest conversion to agriculture and plantation areas (dominated by the oil palm), and logging or gold mining activities, either legal or illegal.The most interesting lesson of this trip, is to see Tom Friedman persistently working, always taking notes with his laptop. Tom is on leave and concentrating on a new book. The creative process of this writer of international fame and winner of the Pulitzers prize is amazing to watch.

I envy him his amazing laptop with strong battery , with which he can continue to work for 3-4 hours , whereas mine lastsonly 30 minutes! Why? that is because (being honest…I use a
recycled computer). Yet my contributions to the conservation are useful (I think).You might read some articles by Thomas Friedman in the New York Times, or the book The Lexus and The Olive Tree, which has been translated into Indonesian and so many other books he wrote.

Tom is concerned with conservation in Indonesia, and he really helps us to spread the word to let people know about our activities and what happens in this remote area to the species!Tom is an amazing writer, because his ‘cursor’ may influence US policy, which might be change the world.

I hope that after Toms visit to Indonesia and Batang Toru, there will be a significant change in the perfective of the world (including the US) to our forest and living community ’In Indonesia.



TOM FRIEDMAN ABOUT His visit to Batang Toru Area, Sumatra



Sunday, March 09, 2008

Conservation or 'Conversation?'

Dr. Mubariq Ahmad CEO WWF Indonesia (midle)

Salimah, a Muslim women organization for Islamic preaching (Da’wah) invited me to attend their gathering at Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta (March 8th ). This Muslim Women organization lively force from the economic, capacity building, da’wah to disaster relief and -- having a significant grass root supporters ---enthusiastic to understand about conservation and environment.

Being honest, actually I replaced Dr. Hendri Bastaman (Assistant to the Ministry of Environment) who cannot attend the meeting. The organization claimed nation wide members and advocating of Muslim (women activism) instead other women organization: Muslimat NU –affiliated with NU and Aisiyyah wich is associated to Muhammadiyah.

The perfect presentation nowadays a systematic methodology to explain Islamic perfective to nature is a simple presentation produced by IFEES: Qur’an, Creation and Conservation (authored by Fazlun Khalid); the module available in Bahasa Indonesia and that translated by Conservation and Religion Program Conservation International Indonesia.

Conservation is not a popular terminology. It proven that in some where people have wrongly spelt it to ‘conversation’. I find the similar ‘guess’ to my bank statement too. That is why conservationist have to work hard to spread the facts of conservation not to become only a ‘conversation’, not doing anything like No Action but Talk Only (NATO). I find this action implemented in today’s dialogue at the students of Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi (STAIMI), Depok who has a positive movement, they plant 1000 trees and they would like to understand what Islamic Perfective to the Nature by discussing my new book: Menanam Sebelum Kiamat: Islam Ekologi dan Gerakan Lingkungan.

Book Discussion: Menanam Sebelum Kiamat

At least the fundamental spirit of the eagerness nurturing the earth would be much more encouraged if they understand the knowledge which is much more involved by their ‘heart’ and believe. About 60 students attended the discussion they are enthusiastic to learn as well taking actions and care a contribution to save the earth from global warming.

Thursday, March 06, 2008

ECO PESANTREN








March, 5 2008, Ministry of environment (Rachmat Witoelar) launched a program specially to encourage Islamic boarding schools (pesantren) to involve in the environmental movement.


The frame called ‘eco-pesantren’. 600 Islamic boarding school member attended at the gathering and they are from all the schools of East Java, Sulawesi and Nusa Tenggara. I was surprised that now Pesantren become one of the leads to the movement in regards of their potential influence in the grass roots level.


To note now there about 17thousand numbers of Pesantren in Indonesia and they mostly existed in the rural areas and villages. It serves more than 2 million students. A little contribution the small world, I am proudly also involve to contribute as a member of the ‘guideline team’ for the eco-pesantren’ and Ministry office has produce ‘Buku Panduan Eco Pesantren’. Hopefully, this step could be a significant contribution in the future.

Sunday, February 17, 2008

Membedah Menanam Sebelum Kiamat




Diskusi buku ini dilakukan untuk memberikan sosialisasi pada mahasiswa Islamic College for Advanced Studies. Pendekatan lingkungan melalui agama telah menjadi suatu kewajaran dan transetter baru di dunia lingkungan hidup dan pelestarian alam. Sebabnya misi seorang ahli lingkungan tentu saja sangat mulia, melestarikan bumi dan menyelamatkannya dari berbagai kerusakan yang pada hakekatnya merupakan misi agama. (Ulasan seorang mahasiswa tentang diskusi ini dapat dilihat pada blog ini >>>>>)


Diskusi didampingi oleh Husein Heriyanto (editor ke 2) dan Bapak Samanto, seorang staff di ICAS.


Saya melihat perkembangan yang menggembirakan response dunia akademis terhadap pergerakan lingkungan dan agama (khususnya Islam) di Indonesia. Setidaknya ada tiga mahasiswa yang mengirim surat kepada saya bahwa, dia sekarang sedang dan telah menulis tesis tentang Islam dan Lingkungan dan seorang lagi dari perguruan tinggi berbasis pesantren yang menulis thesis S1-nya dalam bahasa Arab tentang fiqh al-biah.


Di ICAS kajian lebih intensif buku MSK dibahas oleh mahasiswa menjadi bahan kajian dan diskusi mahasiswa. Tampaknya ICAS ingin memberikan dan respons yang lebih pada persoalan lingkungan ini karena ia menjadi sangat diperlukan sekarang ini dalam menumbuhkan pikiran anak-anak muda yang akan menghadapi masa depan lingkungan yang jauh lebih kompleks.
Persoalan lingkungan adalah problema sekarang dan masa depan. Akselerasi teknologi dan eksistensi manusia di bumi akan semakin mengancam kehidupan lain yang sesungguhnya menjadi pendukung hidupnya sendiri.

Tabik!

Sunday, January 20, 2008

Pasak Bumi


Ini bukan kayu sembarang kayu, dia adalah pasak bumi yang berkhasiat obat sakit pinggang dan juga "keperkasaan pria". Pohonya lurus dan kecil saj paling tinggi munkin 10 meter, untuk ukuran tetapi akarnya menghunjam ketanan. Kalau terlalu tinggi tidak lagi dapat dicerabut. Untuk mendapatkan akar setengah meter, rasion batang mungkin hanya 20 cm saja, dan sulit dicabut. Memerlukan tenaga dua atau tiga orang. Sayang saya belum mendengan akar ini--walaupun penting untuk obat---tetapi tidak pernah dibudidayakan.


Orang malaysia mengatakannya tongkat ali

Buah Lokal di Kotawaringin Barat

Durian hutan atau kerantungan
( foto: bisikalgunung.blospot.com)


Buah-buah lokal ini sekarang menjadi sangat langka seiring dengan punahnya pohon-pohon ini yang ditebang untuk dijadikan kayu baik secara legal maupun illegal. Dulu ada buah nyatuh yang dijual dipasar, juga buah idur dan rengginang (rambbutan hutan) yang rasanya kecut luar biasa. Saya yakin buah-buah ini tidak lagi dapat dinikmati anak-anak usia SD, seperti saya sekolah dulu pada jaman sekarang ini. Berikut tulisan Wisnu Sukmantoro yang dibuang sayang mengenai buah-buahan itu.

Kalimantan kaya akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hutan. Sekitar 10,000 sampai 15,000 jenis tumbuhan berbunga yang terdiri atas 3000 jenis tumbuhan katagori tegakan pohon, 2000 jenis anggrek, 100 jenis pakis dan berbagai jenis lainnya. Dua ratus enam puluh tujuh spesies Dipterocarpaceae juga termasuk spesies yang mendiami hutan-hutan di Kalimantan dan spesies tersebut dianggap sebagai bahan baku perdagangan kayu terpenting di Asia Tenggara dan dunia. Tetapi, dalam kapasitas kampanye dalam pengembangan alternatif pendapatan yang diupayakan untuk tidak difokuskan pada kayu, ada beberapa manfaat lainnya dari jenis-jenis tumbuhan tersebut bagi kehidupan manusia seperti getah, obat-obatan dan konsumsi terutama buah-buahan.
Ada salah seorang masyarakat Desa Kubu, Kecamatan Kumai yang memiliki kepedulian terhadap tumbuhan yang memiliki nilai penting dalam pengadaan buah-buahan lokal Kalimantan, selain buah-buahan lokal yang sudah lama tersedia di pasar-pasar atau di toko-toko buah. Dalam bulan-bulan terakhir ini, beliau sebut saja Pak Surian banyak melakukan kegiatan mengumpulkan jenis-jenis buah tersebut untuk dilestarikan. Buah-buahan tersebut dianggap sebagai buah-buahan hutan yang banyak diantaranya memiliki katagori yang jarang dijumpai atau populasi spesies tersebut mengalami penurunan drastis akibat diambil kayunya. Katagori Pak Surian dalam menentukan jenis-jenis tumbuhan yang dianggap buah-buahan hutan adalah dari buah tersebut menjadi makanan burung di alam. Tetapi, tidak hanya itu, Pak Surian juga mencicipi sendiri buah-buahan tersebut layak atau tidaknya sebagai buah-buahan yang bisa dikonsumsi. Memang, beberapa diantaranya sulit dikonsumsi atau tergantung dari selera yang mengkonsumsi. Adapun buah-buahan hutan yang berhasil diidentifikasi secara penamaan lokal di Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut;

1. Katagori Buah Hutan Rimba (Buah-buahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hutan daratan)
- Kerantungan
- Nyatuh
- Junjun
- Idur
- Pintau
- Senabil
- Sergam
- Pandau
- Dawak
- Sungkup
- Bentawa
- Bunut
- Paken
- Katikal
- Kuranji
- Asam Kalimantan
- Asam binjai
- Asam putaran
- Asam tungku
- Ramania
- Embak
- Kapul
- Marinjahan
- Kubing
- Tembesu
- Luwing
- Belimbing Kasai
- Kemanjing
- Belale
- Jeramuan
- Linang
- Petiti susu/Topah susu
- Kemuning
- Nyatuh jangkar
- Sundi
- Neniuran

2. Katagori Buah Hutan Rawa (Buah-buahan yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di hutan rawa)



- Papung
- Rerawa
- Nenasi
- Merang
- Bengaris
- Mata peladuk
- Petiti atau topah
- Piyayis
- Sesarai
- Asam asam
- Lakum
- Linang tikus
- Tentalang

3. Katagori buah padang (buah-buahan yang berasal dari habitat padang rumput atau semak):





- Karimunting padang
- Karimunting kodok
- Bati-bati
- Ubar
- Kejajing
- Jambu burung
- Mati adding

4. Katagori buah hutan mangrove (buah-buahan yang berasal dari hutan mangrove)





- Rambai padi
- Rambai Bogam
- Tembatu
- Rungun
- Mata undang
- Gayam

Dari berbagai buah-buahan tersebut ada yang sudah familiar di masyarakat seperti Kerantungan (sejenis durian), karimunting dan buah asam. Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah daerah, para akademisi, LSM dan instansi lainnya melihat peluang tersebut untuk bisa dikembangkan atau direkayasa secara genetis untuk bisa menghasilkan buah-buahan unggulan khas Kalimantan. Manfaatnya, menambah nilai manfaat dari tumbuhan-tumbuhan Kalimantan dilihat dari segi ekonomi tanpa harus diambil kayunya dan sebagai komitmen semua pihak dalam pengembangan alternatif pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, jenis-jenis lokal ini dapat menjadi kebanggaan daerah terutama sebagai pengetahuan lokal masyarakat dan menjadi hak pengelolaan bagi masyarakat Kalimantan. ***

Sunday, January 13, 2008

Cerita dari Pulau Salawati Bersama Dai


Bersama Gus Im (tengah) di Kampung Kalobo P Salawati

Walaupun nun jauh di ujung Timur Indonesia, harus menyesuaikan ritme bangun yang lebih awal 2 jam, ternyata memang asyik juga. Bersama Gus Im (kh an im falahuddin mahrus) dari Lirboyo, kami menuju Pulau Salawati, untuk memberikan pelatihan tentang Islam dan Konservasi Sumber Daya Alam di Kampung Kalobo. Hanya 30 menit dengan speed boat CI atau 2 jam dengan kapal kayu ke pulau yang paling besar di Kabupaten Raja Ampat ini. Rupaya disana CI bersama AFKN dan TNC memfasilitasi juga acara peringatan 1 Muharram 1429 H.

Gus Im mempersiapkan Istighosah membaca zikir, sehingga masyarakat yang ada di sini mendapatkan manfaat dari kedatangan beliau. Pulau ini sangat sunyi dan kelihatannya air laut dan pantainya begitu bersih. Ada 46 imam dan khatib yang hadir, mereka berasal dari 33 kampung pulau-pulau kecil yang hampir terlupakan. Seorang khatib telah berumur dari Desa Harapan Jaya menemui saya, bercerita bahwa mereka memerlukan buku khutbah bahasa Indonesia untuk dibaca, karena selama ini mereka membaca khutbah dalam bahasa Arab, dan karena tidak dimengerti membuat semua jamaah jum'at tertidur! mengantuk.

Ada pula cerita masjid yang kalau ditinggal imamnya menangkap ikan (keluar kampung) lalu masjid tidak sembahyang jumat dan melainkan hanya shalat zuhur berjamaah. Jarak dan penduduk dan sumber daya yang sedikit memang menjadikan raja ampat sangat terisolir.

Kegiatan berlangsung tanggal 09-11 Januari 2008. Kegiatan juga diisi dengan tablikh akbar, pemilihan pildacil, khasidah dan penanaman pohon. Menurut saya ini kegiatan positif yang sangat baik untuk kaum muslimin di Raja Ampat, semoga mereka menjadi lebih baik di masa depan.

tabik!

Tuesday, January 01, 2008

Foto-foto Peluncuran Buku Menanam Sebelum Kiamat

Rekan-rekan wartawan menerima buku dari Editor SMK
Berita di Koran Borneo News

Peluncuran Buku Menanam Sebelum Kiamat (MSK)

Yang Amat Berhormat Jamaluddin Karim, SH. Anggota DPR RI menerima hadiah buku dari
editor: Fachruddin Mangunjaya (kanan), disaksikan oleh Wakil Bupati Kobar, IR Sukirman,
dalam peluncuran buku Menanam Sebelum Kiamat (MSK).

Buku ini diluncurkan di kampung halaman saya di Kumai, Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, 21 Ramadhan 1428 H (Oktober 2007), dengan niat bahwa buku ini akan diterima masyarakat yang dimulai dari tingkat akar rumput. Biasanya sebuah buku diluncurkan dengan diskusi ilmiah yang hingar bingar. Karena buku adalah buku kearifan Islam tentang lingkungan, tentu saja bulan Ramadhan merupakan momentum, selain silaturahim juga kegiatan yang akan menjadi manfaat serta menambah amaliah.
Buku setebal lebih dari 309+xxxiii halaman ini merupakan buku lingkungan Islam yang ditulis oleh 15 pakar Islam dan lingkungan, diantaranya SH Nasr, Sayyed Mohsen Miri, Ahmad Sudirman Abbas, Othman Llewellyn, KH An’Im Falahuddin Mahrus, KH Husein Muhammad, Husain Heriyanto dan lain-lain. Buku ini juga ingin melengkapi tulisan saya sebelumnya “Konservasi Alam Dalam Islam” dan khasanah Islam dan lingkungan yang lebih komplit.
Tidak lain niatnya adalah: mengerjakan sesuatu harus dimulai dengan sains, atau ilmu pengetahuan, seperti halnya mempelajari shalat yang harus mengetahui rukun-rukun dan bacaannya, puasa yang harus memahami makna dan beribadah untuk lingkungan dan konservasi harus mengetahui pula filosofi serta ayat-ayatnya. Orang mungkin mengira melestarikan lingkungan bukan merupakan bagian dari sebuah ibadah. Melestarikan lingkungan dan melestarikan alam adalah ibadah! Buku ini memberikan hujjah untuk pemahaman itu. Islam menganjurkan agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi. Berbuat baik kepada semua makhluk dan semua makhluk ternyata bertasbih kepada Allah.
Jadi jelaslah sudah bagi seorang muslim, merupakan suatu keberuntungan jika dia bisa ikut melestarikan lingkungan, melindungi makhluk makhluk Allah, memberikan kontribusi menjaga ciptaanNya dengan niat yang ikhlas, bahwa sumbangannya itu adalah untuk kemanusiaan, untuk alam dan untuk sang pencipta. Berbahagia pula orang yang mempunyai keimanan dalam memperlakukan lingkungan: berbagi keramahan, tidak sombong dan congkak ketika harus menanda tangani kontrak karya untuk menambang bumi (ciptaan Gusti Allah), menanda tangani HPH dan Bismillah menebang kayu (yang tidak pernah ditanam oleh tangannya).
Buku ini, kalaupun ada kelebihannya, memang akan memberikan pencerahan bahwa dunia Islam dan muslim (pada umumnya) adalah orang yang banyak melupakan khasanah alam dan lingkungan sekelilingnya. Bukti-bukti konkrit kearifan lingkungan zaman Rasulullah diuraikan secara komprehensip oleh Othman, andaikan saja konsep itu masih diindahkan, maka pencemaran dan kekeringan sungai tidak akan terjadi. Demikian pula kepunahan makhluk hidup dapat dicegah.

By the way, terima kasih kepada Abang Jamaludin Karim, SH, anggota DPR RI Komisi VII yang bersedia hadir datang dalam peluncuran buku, Sukirman, Wakil Bupati Kotawaringin Barat, para anggota DPRD Kobar, tokoh masyarakat di Kumai, teman-teman dari Borneo Lestari Foundation (BSF): Bang Meda, Komar, Raihan, Imansyah, Jamat, Bang Esol, Dodi, dll yang menyumbang untuk peresmian BSF termasuk pak Bupati Ujang Iskandar yang baik.
Tabik!
Berita Peluncuran:

Friday, November 23, 2007

16 November Mengunjungi PP Darunnajah, Ulujami

Mendampingi Dubes Inggris Charles Humfrey dan Fazlun Khalid, dalam kunjungan ke PP Darunnajah, mengkaitkan Islam dan konservasi lingkungan. Humfrey mengadakan sosialisasi tentang global warming dan terkesan dengan sistem pondok pesantren semacam Darunnajah.

29-30 Oktober 2007, Lokakarya Sacret Sites MAB LIPI

Peserta Lokakarya Situs Keraman Alami dan Keanekaragaman Hayati

Dr. Herwasono Soejito, mengundang untuk membawa makalah sempena sacret sites di Cibodas. Tempat ini sangat asri dan jauh dari keramaian, sejuk dan nyaman. Emil Salim memberikan pencerahan kepada semua peserta.




Seminar Nasional Kehutanan UNILA


Mahasiswa meminta saya menyumbangkan pemikiran tentang Islam dan Pengelolaan Hutan 2030. diskusi dihadiri oleh sekitar 200 orang mahasiswa termasuk alumni Jaringan Mahasiswa Muslim Kehutanan Indonesia (JMKKI). Harus pulang perg Jakarta-Lampung-Jakarta, 15 November 2007.









Friday, November 16, 2007

Arlington, Conservation International Communication Symposium 2007

Global symposium kali ini diadakan dari tanggal 3-11 November 2007, merupakan symposium ke 6, diikuti oleh 70 peserta ( 50 diantaranya adalah tim global Com DC), total peserta merupakan perwakilan dari 20 negara. Dilakukan kegiatan diaadakan di Chespeake Bay Camp, 4 jam dari Arlington, Virginia.
Story Telling
Salah satu strategi baru yang diprakarsai dalam mendekatkan brand dan visi mis CI pada public adalah dengan story telling. Cara bercerita dalam film atau slide pendek dengan musik, (tidak lebih dari 5 menit) ini lebih dianggap praktis dan mengena dibandingkan menyuruh orang membaca (terutama di web).
Jadi untuk berita-berita yang khas, kami juga sudah diajarkan bagaiman meramu story telling. Kang Irman dari Raja Ampat, karena sudah biasa dengan Radio, jadi jagoan favorit story telling dari berbagai negara. Anda bisa melihat web terakhir CI yang sebentar lagi akan lebih smart. http://www.conservation.org/. disamping itu tentu saja didorong untuk seluruh staff supaya mempunyai kemampuan menulis dengan baik.
The Team EARTH

Mondo Delicia

The White House
3 years old brithday





Arrive, at the Camp, two exotic 'Indonesian' in Autum Nov 4, 2007


The Camp, Autum in Tockwogh






Conference room Camp Tockwogh

Monday, September 17, 2007

Memetik Strawberri di Kavling Strawberri



Selamat datang di KAVLING Strawberri

Strawberri matang..





Perolehan taya dibantu ayah...







Fani dengan perolehan strawberri, satu keranjang penuh!
















Dila sedang memeti strawberri. 'awas tangan kepotong'


















Ini Parij van Java, alias Bandung. Anak-anak punya pengalaman baru memetik strawberri. Foto-foto keluarga ke Bandung tanggal 15-16 September 2007.

Sunday, August 05, 2007

Pictures First Colluquium Fiqh al-Biah Jakarta 21-22 June 2007

Prof Hyder, Othman Llewelyn, Dr.Aslam Parpaiz

Prof Hyder, Fachruddin Mangunjaya, Othman Llwelyn, Fahmi Ali Yafie

Dr. Mubariq Ahmad, Fazlun Khalid

Othman Llewellyn, Fahmi Ali Yafie

KH An'im Falahuddin Mahrud, TG Muharrar,
Prof. Tengku Muslim Ibrahim, Ust. Abdurahman Kaoy.

Professor Mohamed Hyder















First International Colluquium on Islamic Fiqh of the Environment,
Jakarta, June 2007.



Sunday, July 15, 2007

Ma’had Al-Zaytun Menunju Mekanisasi Pertanian




Sudah lama saya tidak menengok lagi Ma’had Al-Zaytun (MAZ), tentunya sudah ada perkembangan yang pesat universitas sudah berdiri, beberapa bangunan fisik sudah tampak kembali bermunculan. Pintu yang semula ada di kawasan selatan kini pindah ketengah menghadap langsung Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin yang berdiri kokoh. Masjid ini masih belum kelar dan dalam pemasangan granit di bagian mihrabnya.

MAZ tampak masih asri dan penuh hutan jati. Padahal kawasan ini dulunya adalah tanah yang kering tandus dan lahan pertanian yang kerontang dikala panas. Kawasan ini memang dibangun dengan idealisme dan penuh dengan ujian, dari berita yang menyanjung hingga yang memojokkan dengan stigma lama sejarah berkembangnya kebangsaan dan Negara Islam di Indonesia. Walaupun sebenarnya tidak lah tabu untuk membicarakan Negara Islam dalam dunia yang serba demokratis, namun kendali minda manusia Indonesia tampaknya terpatri pada sebuah Islam garis keras yang tidak toleran.

Setelah hampir 8 tahun lembaga pendidikan ini berjalan sejak dibuka Habibie 1999, sekolah ini masih menjalankan program besarnya untuk menyumbangkan sesuatu bagi umat dan kemanusiaan. Saya kira tidak lebih dari itu. Ketika saya datang kemarin (June 2007), kami diperkenalkan dengan kawasan garapan baru di Desa Suka Slamet, MAZ sedang mencoba membuat lahan sawah untuk mempersiapkan pertanian secara mekanik, karena itu petak sawah dibuat lebih besar ada yang 1 ha ada yang 1,5 ha. Mempersiapkan itu kelihatannya MAZ serius dengan mempertiapkan infrastruktur dan bendungan yang dibuat secara mandiri untuk menampung hujan dan limpahan air dan stok air saat musim kemarau.

Di sebelah desa MAZ membangunkan sekolah dasar untuk penduduk kampung guna mengganti sekolah yang rusak dan hampir roboh beratap bocor. Disini mereka membayar tidak dengan uang melainkan dengan barang, sayur dan padi. “Tidak harus pakai uang. Mereka mampunya bawa sayur atau cabai, boleh untuk bayar sekolah” kata Syaykh Panji Gumilang. Tapi yang jelas sekolah disini tidak gratis, karena kalau gratis orang tua menjadi tidak bertanggung jawab dan anak seenaknya bisa masuk dan keluar sekolah, begitu alasan Syaykh Gumilang.***


LOKASI AL ZAYTUN:


View Larger Map