Untuk pertama kalinya Hari Bumi Internasional diperingati di Indonesia dihadiri Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menhut dan Menteri KLH. Diselenggarakan disebuah lapangan Golf Kota Baru Kemayoran yang asik tempatnya. Ada ribuan orang yang hadir untuk sekaligus mencanangkan Gerakan Indonesia Menanam yang diselenggarakan oleh Dephut, dengan menghadirkan vokalis terkenal Iwan Fals. Semua orang merasa terhibur.
“Kalau melihat ini, saya sedih,” kata Ibu Ani Mardiastuti, mengingat bahwa lapangan golf ini, tadinya merupakan hutan mangrove yang dikonversi. Ibu Ani Mardiastuti, kini seorang guru besar IPB, yang bercerita bahwa, dia pernah ‘kalah’ memperjuangkan sisa mangrove yang ada di pinggiran Jakarta ini, karena beliau menjadi peneliti dikala itu.
Ironinya, beberapa tahun kemudian bangsa ini mencanangkan penanaman pohon dikawasan yang telah ditebas hutan alamnya, dibawah langit mendung polusi Jakarta.
Saya melihat masih ada burung-burung yang kembali ke kawasan ini untuk tetap mencari makan, karena kawasan ini sangat dekat dengan teluk Jakarta. Entah makanan mereka enak atau tidak ya, sebab Kota Kemayoran tampaknya tidak menyisakan habitat untuk mereka. Karena tempat itu kini telah menjadi lapangan golf.
Saya bertemu Erna Witoelar yang bercerita tentang what next dengan Piagam Bumi. Katanya pantasnya piagam bumi bisa diadopsi sebagai dasar kerangka untuk membuat PERDA, Corporate Responsibility Statement, Visi NGOs, Sekolah yang diharapkan bisa mempengaruhi sikap dalam praktik sehari-hari dalam berorganisasi. Sebuah dokumen yang dibuat dalam dua belas tahun menyertakan konsultasi public yang panjang, sayang sekali jika tidak dihargai.