Bersama Gus Im (tengah) di Kampung Kalobo P Salawati
Walaupun nun jauh di ujung Timur Indonesia, harus menyesuaikan ritme bangun yang lebih awal 2 jam, ternyata memang asyik juga. Bersama Gus Im (kh an im falahuddin mahrus) dari Lirboyo, kami menuju Pulau Salawati, untuk memberikan pelatihan tentang Islam dan Konservasi Sumber Daya Alam di Kampung Kalobo. Hanya 30 menit dengan speed boat CI atau 2 jam dengan kapal kayu ke pulau yang paling besar di Kabupaten Raja Ampat ini. Rupaya disana CI bersama AFKN dan TNC memfasilitasi juga acara peringatan 1 Muharram 1429 H.
Gus Im mempersiapkan Istighosah membaca zikir, sehingga masyarakat yang ada di sini mendapatkan manfaat dari kedatangan beliau. Pulau ini sangat sunyi dan kelihatannya air laut dan pantainya begitu bersih. Ada 46 imam dan khatib yang hadir, mereka berasal dari 33 kampung pulau-pulau kecil yang hampir terlupakan. Seorang khatib telah berumur dari Desa Harapan Jaya menemui saya, bercerita bahwa mereka memerlukan buku khutbah bahasa Indonesia untuk dibaca, karena selama ini mereka membaca khutbah dalam bahasa Arab, dan karena tidak dimengerti membuat semua jamaah jum'at tertidur! mengantuk.
Ada pula cerita masjid yang kalau ditinggal imamnya menangkap ikan (keluar kampung) lalu masjid tidak sembahyang jumat dan melainkan hanya shalat zuhur berjamaah. Jarak dan penduduk dan sumber daya yang sedikit memang menjadikan raja ampat sangat terisolir.
Kegiatan berlangsung tanggal 09-11 Januari 2008. Kegiatan juga diisi dengan tablikh akbar, pemilihan pildacil, khasidah dan penanaman pohon. Menurut saya ini kegiatan positif yang sangat baik untuk kaum muslimin di Raja Ampat, semoga mereka menjadi lebih baik di masa depan.
tabik!
Gus Im mempersiapkan Istighosah membaca zikir, sehingga masyarakat yang ada di sini mendapatkan manfaat dari kedatangan beliau. Pulau ini sangat sunyi dan kelihatannya air laut dan pantainya begitu bersih. Ada 46 imam dan khatib yang hadir, mereka berasal dari 33 kampung pulau-pulau kecil yang hampir terlupakan. Seorang khatib telah berumur dari Desa Harapan Jaya menemui saya, bercerita bahwa mereka memerlukan buku khutbah bahasa Indonesia untuk dibaca, karena selama ini mereka membaca khutbah dalam bahasa Arab, dan karena tidak dimengerti membuat semua jamaah jum'at tertidur! mengantuk.
Ada pula cerita masjid yang kalau ditinggal imamnya menangkap ikan (keluar kampung) lalu masjid tidak sembahyang jumat dan melainkan hanya shalat zuhur berjamaah. Jarak dan penduduk dan sumber daya yang sedikit memang menjadikan raja ampat sangat terisolir.
Kegiatan berlangsung tanggal 09-11 Januari 2008. Kegiatan juga diisi dengan tablikh akbar, pemilihan pildacil, khasidah dan penanaman pohon. Menurut saya ini kegiatan positif yang sangat baik untuk kaum muslimin di Raja Ampat, semoga mereka menjadi lebih baik di masa depan.
tabik!