Thursday, November 11, 2010

Biophila dan Obama

"...Dan saya belajar untuk mencintai Indonesia dengan menerbangkan layang-layang dan berjalan di sepanjang pematang sawah dan menangkap capung..." (Barack Obama, Pidato di UI 10 November 2010

Sawah, capung, kambing, kerbau, layang-layang. Menjadi memori indah Obama masa kecil pada tahun 60an. Obama ternyata menikmati alam Indonesia dengan sawah menghampar dan sungai serta setu (danau) yang penuh air. Dia juga anak Kampung Menteng Dalam. Saya menganalisa, rasa altruisme dan biophilia (kecintaan pada alam dan makhluk hidup), sangat mempengaruhi karakter kepemimpinan Obama. Terlebih dia berada di Indonesia pada masa emas pertumbuhan kedua secara psikologis, pada umur usia kelas 3-kelas 5 SD. Kegiatan kecil dan ingatannya yang kuat terpatri kemudian ketika dia memimpin lalu sangat perduli pada alam dan kemanusiaan. Kepandaiannya mengemas pidato dan bakat alam dan inspirasi tentang plurarisme Indonesia, ternyata bisa mengubah dunia dan Obama membuktikannya.

Lihat transkrip Pidato Obama dalam Bahasa Indonesia

Dalam Bahasa Inggris: Obama Speech in University of Indonesia 10 November 2010



Alam mamberikan inspirasi dan memori yang baik untuk kesegaran berpikir, perkembangan imaginasi anak dan inspirasi manusian. Sebab itu EO Wilson, pencetus hipotesis biophilia, menganjurkan anak-anak kita pergi ke alam: bermain di sungai, lumpur, sawah, masuk hutan, dan menghirup kemurnian udara segar agar kecerdasan alamiah anak menjadi terpateri.

Lihat EO Wilson Call for Kids set free outside

Biophilia merupakan warisan genetik yang dimiliki oleh semua manusia untuk sehat dengan melihat, menikmati dan mencintai alam.

Lihat Bab: Biophilia dalam Buku Bertahan di Bumi.

Manusia memerlukan alam, demi kelangsungan hidupnya.

Tabik!