Thursday, August 14, 2008

Eco Pesantren: Belajar dari Pesantren Al Amin, Sukabumi

Pesantren selalu mengagumkan. Selasa lalu (12/8), saya diminta oleh Imam Pituduh, sohib saya dari NU untuk berbagi pengetahuan tentang lingkungan dan konservasi alam di PP Al Amin, Sukabumi. Ada 2ooan warga pesantren yang berkumpul di dalam aula pertemuan pesantren yang menurut saya cukup megah. Rembuk ini tentu saja membicarakan tentang upaya berkontribusi terhadap alam dan lingkungan. Pesantren ini telah lama menjadi pelopor rupanya. Kiyai Abdul Basith mengatakan pada saya, beliau telah menanam puluhan ribu pohon termasuk pohon suren dan albasia.

Beliau bukan saja membuat pembibitan, tetapi sudah menanamnya di lahan yang disewanya dengan masyarakat dengan membagi hasil 50%-50%. Pohon suren, 3-4 tahun sudah boleh dipakai untuk mebel dan kayu kusen rumah dan harga permeter kubik cukup lumayan. Jadi sesungguhnya, karena banyak tidak mengerti saja, masyarakat tidak menanam pohon. Menanam dalam beberapa tahun saja, bisa menghasilkan uang begitu besar!

Menurut Kiyai Basith masyarakat senang menanam dan karena itu berapa saja bibit yang di drop ke Pesantren akan cepat habis terbagi. Di pertemuan ini saya juga bertemu dengan Kiyai Al Faruq Najmuddin dari Pawenang Nagrak. Katanya bibit rambutan yang saya beri tiga tahun lalu sudah mulai berbuah, begitu pula pohon petainya. Kiyai satu ini baik sekali, waktu saya kesana dibawa kekebunya di atas bukit, dipetikkan kelapa muda dan saya sangat enjoy! Beliau meminta lagi pohon-pohon untuk ditanam.

Kesan saya, gairah pesantren yang sederhana dapat menjadi cikal bakal gerakan konservasi dan pelestarian lingkungan yang berarti jika terus dirawat dan silaturahim dipelihara.

tabik!


Berita Terkait: