Monday, August 17, 2009

Dirgahayu Indonesia Raya!

Kawan! Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 64. Ditengah arus mabuknya hedonisme dan keluhan para veteran yang kecewa tentang kondiri kita sekarang--seperti yang kudengar di radio-- tentang Indonesia kita ini: kita harus tetap bersyukur. Namun sebagai orang yang bergelut di gelimpangan dan kancah persoalan lingkungan hidup Indonesia, keadaan negeri kita tidak menggembirakan. Sumber daya alam terkuras habis. Daerah-daerah dimekarkan oleh para politisi untuk mengakomodasi --bukannya kepentingan rakyat--tetapi adalah percepatan pengurasan sumber daya alam yang semakin massif.

Ketika pagi aku buka sms tentang ucapan selamat ulang tahun kemerdekaan Indonesia, saya tersenyum kecut mendapatkan sms dari seorang teman dengan pesan yang arif: 'Saatnya bersikap Eigati (ngeman, hati hati, memelihara) terhadap alam Indonesia. Setelah 64 tahun merdeka, karna telah nyata kerusakan (dengan skala dan besaran yang semakin menghawatirkan) pad sumber daya tanah air, laut, hutan dan lahan di Indonesia. Dirgahayu Indonesiaku (Wiratno dan keluarga).

"Terima kasih. Mari bersyukur yang artinya tidak membuat kerusakan." itu jawabku ringkas.

Saat blog ini ditulis saya juga mendapatkan ucapan: "Merdeka! bagaimana kabar Bapak? Di hari peringatan kemerdekaan ini, mari kita isi dengan perencanaan dan kegiatan agar Indonesia benar-benar merdeke. (dari Sevul, Ikatan Mahasiswa Biologi Indonesia, UGM).

Memang sebaiknya kita merenung tentang kemerdekaan ini. Sambil mencari bendera lusuh di dapur yang hanya dipancangkan setahun sekali di depan rumah. itupun hampir tidak ketemu, karena terselip entah dimana. Saya berfikir, bagaimana kalau Lagu Indonesia Raya dilantunkan secara lengkap dalam upacara upacara kenegaraan. Bukan hanya bait pertama saja reff yang dinyanyikan, tetapi semuanya.

Coba Anda dengar reff Indonesia raya yang sangat mulia dan menyentuh (bisa di klick di bloq sebelah ini):

Reff2. Indonesia, tanah yang mulya, tanah kita yang kaya
disanalah aku berdiri untuk selama lamanya..
Hiduplah tanahnya, bangsanya raknyatnya semuanya..
Indonesia tanah pusaka tanah kita semuanya
Marilah kita mendoa

Sadarlah hatinya...hatinya budinya untuk Indonesia raya...

Indonesia tanah berseri tanah yang aku sayangi...
marilah kita berjanji Indonesia abadi..

Slamatlah pulaunya, lautnya.... semuanya..



Renungkanlah!
Apa yang diperoleh setelah 64 tahun? karena Indonesia Raya tidak dinyanyikan lengkap? pulau kita hilang. Pasir kita dijual ke negara tetangga. Tambang kita dikeruk untuk keuntungan asing..., hutan kita ditebang habis dan dibuldoser dan itu tentu tanpa melihat bahwa ini adalah pusaka rakyat Indonesia yang dipertahankan.

Mulai sekarang bernyanyilah dengan lengkap Indonesia Raya. Jangan lagi ada kesalahan...dan penjualan atas apa pun yang ada di negeri ini!

Apalagi mencoba untuk melupakan bernyanyi lagu Indonesia Raya dalam acara kenegaraan.. harus ada sangksi keras dari seluruh rakyat Indonesia.

tabik kawan!

Berdiri dan Merdekalah..Indonesia Raya!

Thursday, August 06, 2009

OPINI: Rencana Aksi Muslim untuk Perubahan Iklim

Fenomena perubahan iklim memang menjadi keperdulian semua pihak tidak terkecuali para pemimpin agama. Kita semua telah tahu, keburukan yang terjadi sehingga bumi menjadi tidak seimbang dan perubahan yang ada di alam dapat mengakibatkan bencana, adalah akibat perilaku manusia.

Jadi untuk mengelola bumi yang sehat dan lebih baik kedepan diperlukan perubahan perilaku manusia dalam mengelola, mengayomi dan melindungi bumi dari kerusakan.

Tanggal 6-7 Juli lalu, di Istanbul, Turki, telah diadakan Konferensi Islam dan Lingkungan dan dilengkapi response negara negara muslim dengan deklarasi rencana aksi Muslim untuk Perubahan Iklim Global selama tujuh tahun (Muslim Seven Year Action Plan (M7YAP) to Deal with Global Climate Change). Selanjutnya >>>>

Album Islam & Environment Conference Istanbul, Turkey